Kamu menemukanku seperti jalan setapak yang berakhir pada sungai yang mengalir indah hingga tumpah seluruhnya ditanganmu. Kamu termangu, melihatku seperti bugenvil yang basah.
Kamu mengira aku adalah perempuan hujan, yang selama ini mencuri perhatianmu dari balik tirai jendela, padahal aku adalah sepotong rindu yang tak ingin kamu bagi pada siapapun, baik pada malam atau pada dinding yang bisu.
Kamu memandangiku hingga pipiku berubah warna. Kamu diam, padahal aku tau kamu tengah bertanya-tanya soal wangi tubuhku. Yang membuatmu larut dan candu. Kamu mengira telah memelukku padahal aku hanya nelangsa sepi yang tertidur lama di sebelahmu.
Kamu bilang aku seperti kopi. Yang pahit, dan getir namun membuatmu tidak ingin berhenti. Padahal aku adalah gula-gula kapas manis dan legit yang tertinggal di bibirmu.
Kamu selalu menebak aku adalah lampu pijar yang usang, padahal aku adalah komedi putar yang tak pernah berhenti di pikiranmu.
Kamu bilang aku mabuk. Padahal kita sama-sama sedang jatuh cinta.
- Ctsy, 08 Oktober 2013.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.