Sabtu, 19 September 2020 0 komentar

Puisi dari Perempuanmu!

Kamu menemukanku seperti jalan setapak yang berakhir pada sungai yang mengalir indah hingga tumpah seluruhnya ditanganmu. Kamu termangu, melihatku seperti bugenvil yang basah. Kamu mengira aku adalah perempuan hujan, yang selama ini mencuri perhatianmu dari balik tirai jendela, padahal aku adalah sepotong rindu yang tak ingin kamu bagi pada siapapun, baik pada malam atau pada dinding yang bisu. Kamu memandangiku hingga pipiku berubah warna. Kamu diam, padahal aku tau kamu tengah bertanya-tanya soal wangi tubuhku. Yang membuatmu larut dan candu. Kamu mengira telah memelukku padahal aku hanya nelangsa sepi yang tertidur lama di sebelahmu. Kamu bilang aku seperti kopi. Yang pahit, dan getir namun membuatmu tidak ingin berhenti. Padahal aku adalah gula-gula kapas manis dan legit yang tertinggal di bibirmu. Kamu selalu menebak aku adalah lampu pijar yang usang, padahal aku adalah komedi putar yang tak pernah berhenti di pikiranmu. Kamu bilang aku mabuk. Padahal kita sama-sama sedang jatuh cinta.
 - Ctsy, 08 Oktober 2013.
0 komentar

Dear hati, ku harap kau tak berdebu

dear diary. after yesterday i was so so broke of judgment that knocked me down mentally wkwk finally today I woke up. ya gak mungkin dong gue keinjak dan terseret arus terus. yup I got some plan for keep being my life. even I know shit happet but life must go on, right? kita tau segala yang baik akan berbiak. Untuk menjadi gagah kita harus menjadi gigih. Bahwa seorang bintang harus tahan banting! sebagai lelaki ku tetap menghadapi dan mencoba mensiasati keadaan dan situasi runyam yang sedang ku hadapi sekarang. Serba bimbang dan membingungkan, memang hidup ini penuh misteri ya kan, jodoh pertemuan dan maut. bagaimana kita mau meragukan itu sedangkan matahari dan bulan adalah bukti-bukti tanda ke-Esa-an Allah. benar sekali seperti pepatah Dalai Lama, kita sedang tidak hidup di masa lalu, kita sedang hidup untuk hari ini dan esok. walaupun kadang-kadang melawan lupa atau menolak apa yang sudah terjadi kemarin adalah sifat manusia yang hobi nya lari dari kenyataan wkwk. Tiba-tiba saya teringat kata Jalaluddin Rumi yang tidak ingin putus asa dan berpatah hati pada kehidupan dunia ini, bahkan bayangan kita sendiri pun hilang dalam gelap. Mulai hari ini saya ingin berusaha untuk menjalani hidup sebagaimana mestinga dan mendapatkan kehidupan yang seperti kita dambakan. Perkara maut aja kita masih gambling, apalagi perkara cinta dan asmara. Karena “Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu. [HR. Muslim]
Diberdayakan oleh Blogger.
 
;